Pages

Monday, December 17, 2012

Kemudahan Belajar Vs Minat Belajar

Sekarang ini....anak-anak kita jauh lebih beruntung dari kita dulu. Kemajuan teknologi dan perkembangan keilmuan dengan metode beragam mempermudah proses belajar di jaman ini. Banyaknya buku-buku....hasil penelitian serta murahmya akses internet merupakan contoh dari beberapa kemudahan yang ada sekarang ini.
Namun sayangnya kemudahan-kemudahan itu belum disertai dengan semangat yang tinggi untuk belajar. Saya prihatin dengan perkembangan anak sekarang termasuk anak saya sendiri yang kurang berminat ketika harus belajar. Seringkali saya harus mengingatkan dahulu waktu belajar. Hal ini ternyata juga dialami oleh ibu-ibu yang lain. Beberapa teman saya juga bercerita bahwa anak-anak sekarang tidak seperti kami dulu yang tidak punya kemudahan fasilitas dan ilmu pada saat itu belum berkembang pesat layaknya di jaman ini. Pada saat itu kami selalu tidak mau kalah dengan teman yang lain...berusaha belajar semaksimal mungkin supaya bisa jadi yang terbaik meskipun hanya dengan fasilitas yang terbatas. Berbeda hal nya dengan anak sekarang....bahkan saat ujian pun mereka kurang memiliki inisiatif atau kemauan sendiri untuk belajar. Memang tidak semua anak sekarang seperti itu....ada pula yang rajin dan berprestasi tinggi. Akan tetapi itu tidak banyak.
Saya melihat sepertiya anak-anak sekarang terlena dengan kemudahan sehingga tidak memanfaatkannya untuk memacu semangat belajar....tapi justru menggunakannya sebagai kemudahan untuk bermain. Contoh dari hal ini seperti maraknya anak-anak usia sekolah sekarang yang memenuhi tempat persewaan Game Online, Warnet dan banyaknya macam Gadget yang sudah dimiliki oleh anak-anak mulai usia TK.
Ada satu hal lagi yang bertolak belakang dengan kemudahan-kemudahan yang saya sebutkan diatas dan menjadi salah satu faktor penyebab pula keengganan anak-anak sekarang ini dalam belajar...yaitu kurikulum yang sering berubah-ubah dan kurang sesuai dengan usia mental anak. Usia mental yang saya maksud dalam hal ini adalah bukan usia anak secara angka saja...namun usia perkembangan mental atau psikologis anak. Karena setiap anak tidak punya kesamaan tingkat perkembangan...seperti misalnya ada dua anak perempuan dengan usia yang sama yaitu 5 tahun, belum tentu keduanya memiliki kemampuan yang sama secara kemampuan bahasa, kepercayaan diri dan motorik nya. Hal inilah yang sering lupa dipertimbangkan dalam menentukan kurikulum sekarang ini. Pada jaman saya dulu....kurikulumnya tidak sering berubah-ubah dan materinya pun disesuaikan dengan usia mental anak sehingga anak tidak terbebani dan malas ketika berhadapan dengan kesulitan. Dahulu....semangat belajar tetap tinggi dan banyak yang bisa meraih prestasi.
Dapat disimpulkan bahwa kemudahan belajar dengan fasilitas yang banyak dan perkembangan ilmu yang pesat tidak bisa selalu disertai dengan meningkatnya minat belajar anak. Sehingga dibutuhkan perhatian yang mendalam terhadap perkembangan kejiwaan anak didik sekarang ini agar berbagai kemudahan belajar yang ada bisa membuat mereka mempunyai keinginan sendiri untuk menggunakannya dalam meningkatkan kemampuan keilmuan dan kreatifitasnya.
Kita sebagai orang tua juga harus instrospeksi dan mencari solusi yang tepat serta kreatif agar apa yang akan kita terapkan untuk anak-anak kita bisa diterima dan dilakukan dengan senang hati. Hal ini bisa dilakukan dengan mereview dari perkembangan psikologisnya sejak bayi hingga saat ini dan mencari tahu apa yang mereka sukai dan tidak. Kemudian memilih metode belajar seperti apa yang cocok untuknya. Selain itu kita juga bisa kerjasama dengan guru pengajar di sekolah agar semua bisa seiring sejalan dengan cara belajar ketika dirumah.
Semoga kita bisa dan semua terus lebih baik...Amin.








No comments:

Post a Comment